
Teheran, 21 Juni 2025 — Pemerintah Iran resmi menunjuk Brigadir Jenderal Majid Khademi sebagai Kepala Intelijen baru Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), menggantikan Jenderal Mohammad Kazemi yang tewas dalam serangan udara misterius pekan lalu. Penunjukan ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan militer antara Iran dan Israel yang mengundang perhatian dunia.
Dari Operasi Khusus ke Posisi Puncak Intelijen
Majid Khademi bukanlah nama baru di lingkungan IRGC. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakil Kepala Divisi Operasi Khusus IRGC dan dikenal sebagai sosok yang memiliki spesialisasi dalam operasi kontraintelijen dan keamanan internal. Karier militernya dimulai pada masa Perang Iran-Irak dan terus menanjak selama beberapa dekade terakhir.
Khademi juga diketahui terlibat dalam pengawasan jaringan spionase asing di dalam negeri serta pengamanan proyek-proyek strategis Iran, termasuk program nuklir yang kontroversial. Dalam beberapa laporan media pemerintah, ia digambarkan sebagai “figur bayangan yang bekerja dalam diam, tetapi sangat menentukan”.
Penunjukan di Tengah Krisis
Penunjukan Khademi sebagai kepala intelijen datang di saat krusial. Iran berada di bawah tekanan luar biasa, setelah kehilangan sejumlah tokoh militer dan ilmuwan penting dalam serangan yang dituduhkan pada Israel dan mitra Barat-nya. Jenderal Mohammad Kazemi, pendahulunya, dilaporkan tewas akibat serangan drone yang mengenai konvoi militer di wilayah barat Iran, meskipun Teheran belum merinci siapa pelakunya secara resmi.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyebut pengangkatan Khademi sebagai langkah untuk “meningkatkan kesiapan strategis dan pertahanan terhadap infiltrasi asing”. Dalam pernyataan resminya, Khamenei mengatakan:
“Musuh tidak tidur. Mereka mengincar jantung kekuatan kita. Brigadir Jenderal Khademi adalah sosok yang memahami pentingnya menjaga benteng pertahanan ideologis dan keamanan negara.”
Tantangan yang Dihadapi
Tugas Khademi tidak akan mudah. Ia harus memimpin reorganisasi intelijen IRGC di tengah kekacauan internal, dugaan kebocoran informasi, serta meningkatnya ancaman serangan langsung ke wilayah Iran. Selain itu, ia juga diharapkan memperkuat kerja sama dengan sekutu regional seperti Hizbullah dan milisi Syiah di Irak.
Di mata analis internasional, penunjukan Khademi mengindikasikan bahwa Iran kemungkinan akan memperkuat operasi intelijen ofensif — baik terhadap Israel maupun mitra Barat — dan meningkatkan perlindungan terhadap aset strategis dalam negeri.
Reaksi Internasional
Belum ada respons resmi dari negara-negara Barat mengenai penunjukan ini. Namun, sejumlah analis keamanan menyatakan bahwa kehadiran Khademi bisa memperkeras sikap Iran dalam menghadapi tekanan eksternal.
“Khademi adalah pilihan yang menunjukkan bahwa Iran memilih jalan resistensi, bukan kompromi,” ujar David Hersch, analis Timur Tengah di Global Security Forum.
Dengan peta konflik Timur Tengah yang terus berubah cepat, peran Majid Khademi sebagai Kepala Intelijen IRGC akan menjadi salah satu kunci dalam menentukan arah strategi Iran ke depan — apakah menuju konfrontasi lebih besar, atau justru membuka peluang konsolidasi dalam negeri.